Monthly Archives: January 2014

journal 2

There are many point of views in this world, but from that ‘many’ point of views thing, I guess there’s just one explanation for what I feel right now, right here, in this very second. Guess what ? I think I’m the edge of madnessess, having butterflies effect in my stomach, having the weird dream when I go to bed, and beginning to think the worst case of what’s going on. What’s going on ? Well, let’s say, it’s kinda the final of something and the other beginning of something. Don’t ask me. I’m just trying express my feeling. 

Well, I don’t know why I write this except the fact that I need to do something to calm myself. Because the only activity calming myself right now is writing though my writing begin feel like a mess. You don’t even know what I’m writing about, rite ? That’s the worst an author can do. And I’m deeply sorry, I can’t find the right word to describe my feeling right now. But I’m pretty sure I’m gonna laugh when I re-read this next time. 

Against all odds, I’m beginning feel something. Madness, after all ? 

 

Depok, 6th January 2014

Leave a comment

Filed under Uncategorized

Kebetulan

Kebetulan hanya berbentuk kebetulan, 

jika saja kau tidak menambahkannya dalam daftar kenangan. 

Kenangan yang diputar, berulang kali tanpa sedikitpun rasa bosan. 

 

Kebetulan terasa mengagumkan, 

jika kenangan yang kau tambahkan terasa membahagiakan. 

Bagaimana jika yang ada hanya kebetulan kau sedang sendirian ? 

 

Kebetulan kau sedang sendirian, 

berdiri di antara rak tentang hobi dan masakan. 

Memegang sebuah buku yang secara kebetulan ingin aku baca di akhir pekan. 

 

Sudah sejam aku mencarinya. 

Bolak-balik mencarinya di antara rak fiksi dan novel remaja. 

Dan kebetulan aku tidak kunjung menemukannya. 

 

Toko buku ini paling luas di seluruh kota. 

Aku tidak tahu kebetulan apa yang membuatku tiba-tiba bertanya,

padamu yang sedang duduk serius membacanya.

Kalau dipikir-pikir lagi, kenapa kau membacanya ?

Satu-satunya buku yang masih tersisa, 

sebelum bulan depan penerbit mencetak ulang edisinya. 

 

” Hai, ” kataku dengan tiba-tiba. 

Terkejut, kau memandangku dengan tatapan bertanya. 

” Apakah kau berniat membelinya ? ” aku bertanya. 

” Ehmm..” jawabmu dengan kebingungan yang kentara. 

” Kata pramuniaga, itu satu-satunya stok yang tersisa. ” aku berkata. 

 

Kemudian kebetulan kau tersenyum dan tertawa. 

” Tidak, kau boleh membelinya. Aku sudah membacanya. ” 

” Benarkah ? Versi film-nya masih membuatku bertanya-tanya. ” 

” Kalau kau menginginkan jawaban, kau harus membaca dari edisi pertama. ” 

” Tapi bukankah mereka tidak lagi mencetaknya ? ” 

” Aku punya satu di rumah. Kalau mau kau boleh meminjamnya. ” 

” Terima kasih. Ngomong-ngomong, aku Fida. ” 

” Aku Dhira. ” 

 

Dan begitulah semua bermula. 

Kebetulan aku melihatnya, 

buku yang sedang kau baca. 

Dan kebetulan itu satu-satunya yang tersisa. 

 

Depok, 3 Januari 2014

 

 

Leave a comment

Filed under Uncategorized