Monthly Archives: May 2015

Catatan 29 : sensasi yang seharusnya

Bahkan walaupun sudah tahu bahwa kita akan berada di situasi seperti ini dan tahu apa yang akan kau katakan bahkan sebelum kedua bibirmu bergerak, tetap saja rasanya ada yang salah dengan dunia. Dunia yang sedang kupijak berputar, meledak dalam jutaan keping monokrom, kemudian jatuh berserakan. Aneh, sensasi yang sama dengan efek yang berbeda.

Oktober hari ketujuh jam lima beberapa tahun yang lalu adalah hari di mana aku tahu bahwa terkadang hal sederhana seperti kata ‘ya’ bisa membuatku berurai air mata dengan cara yang berbeda. Saat itu kita tepat berada di tempat ini, menghabiskan remah-remah roti kita dan meneguk kaleng soda ketiga ketika tiba-tiba kau berkata bahwa bagimu saat ini dunia tidak berputar, diam, hening, syahdu, dan belasan kosa kata lainnya yang jika dideskripsikan akan membawamu pada kesimpulan yang sama : bahagia. Dan saat aku bertanya mengapa, kau berkata bahwa saat itu kau bagaikan bumi yang telah menemukan pusat tata suryanya. Hatiku berdesir, kau tahu, tentu saja, karena dalam cara tertentu yang tidak bisa kujelaskan, aku nyaris menganggapmu sebagai pusat dunia. Pusat duniaku di mana aku bisa menangis sekaligus tertawa. Kemudian aku bertanya padamu, lirih, siapa pusat tata suryamu. Kau memandangku, lama, kemudian berkata, “ Kau benar-benar tidak tahu, ya ? “ Aku tertawa, kemudian diam. Kau masih memandangku. Aku memecah keheningan, “ Kau mencintaiku ? “ Kau menjawabnya singkat, padat, nyaris saat itu juga. “ Ya, tentu saja. “

Saat itu alih-alih merasa stabil, aku merasa duniaku berputar, meledak dalam jutaan keping, kemudian keping-kepingnya jatuh berserakan dalam jutaan multiwarna. Saat itu, kurasa itulah bagaimana bahagia terasa. Rasanya nyaris mustahil aku salah mengartikan hal-hal itu. Jika aku merasakan sensasi itu lagi, aku akan tahu bahwa itu adalah rasa bahagia.

Seseorang pernah berkata padaku bahwa tidak ada hal yang mustahil di dunia ini. Kurasa itu pernyataan paling ilmiah yang pernah kudengar, lebih ilmiah daripada pernyataan bahwa manusia bersaudara dengan bangsa kera. Kau tahu mengapa ? Aku sudah menemukan buktinya. Sedangkan teori bahwa manusia memiliki DNA yang berhubungan dengan primata, yah, sampai saat ini tidak ada buktinya.

Pernyataan itu benar : tidak ada hal mustahil di dunia ini. Saat ini duniaku meledak, berputar, dan ratusan sensasi lainnya yang menurut ingatanku harusnya berarti aku sedang merasa bahagia, akan tetapi mengapa pada akhirnya aku merasa kebas dan aneh ? Dan mengapa aku mulai berurai air mata ?

Saat ini penghujung Oktober. Kita berada di tempat yang sama seperti beberapa tahun lalu. Tidak ada remah-remah roti di tangan kita. Tidak ada kaleng soda ketiga. Terletak di antara kita, dua bungkus roti yang sudah dingin dan dua kaleng soda yang tidak lagi dingin.

Depok, 23 Mei 2015

Leave a comment

Filed under Uncategorized