Oke, jadi dia idola temanku (?) part 12

 

Jaejoong melirik Junsu, mengangkat tinggi alisnya yang dicat sewarna rambutnya, bertanya. Orang yang ditanya hanya menggeleng sembari mengusap rambutnya dengan gelisah. Kedua orang itu menoleh, memusatkan perhatian pada satu teman mereka yang tertidur di sofa.

Biasanya Park Yoochun memiliki ‘ekspresi’ tidur yang tenang. Salah satu ekspresi andalannya adalah kemampuannya yang luar biasa untuk menampilkan wajah yang sama polosnya seperti anak TK. Jaejoong dan Junsu banyak mengolok-ngolok Yoochun soal ini, akan tetapi kelihatannya laki-laki itu tidak peduli. Jaejoong bahkan memiliki kecurigaan tersendiri bahwa Yoochun ‘agak’ menikmati olok-olokan itu. Lagipula, bagaimanapun juga, kemampuan Yoochun dalam mengekspresikan diri lewat wajahnya memang patut dipuji.

Akan tetapi, alih-alih menampilkan ekspresi setenang malaikat yang sedang terbang, wajah Yoochun menampilkan ekspresi seperti balita yang sedang tumbuh gigi. Alis tebalnya mengerut, mulutnya agak mencebik, dan kelopak matanya bergerak-gerak gelisah.

“ Apa yang terjadi padanya ? “ Jaejoong menanyai Junsu yang terlihat berkonsentrasi menatap Yoochun.

“ Entahlah, apakah ada yang salah dengannya ? “

Jaejoong mengangkat bahunya, kemudian memiringkan kepalanya. “ Hmm….mungkin dia hanya sedang kelelahan ? “

Junsu berpikir sebentar, kemudian berkata, “ Kurasa bukan. Energi Yoochun sama banyaknya seperti energi bayi yang sedang belajar merangkak. Tidak ada yang bisa menyamai semangatnya. Bahkan kau pun pernah memujinya, bukan, Hyung ? “

Jaejoong mengangguk. “ Apakah dia masih merasa sedih karena ayahnya… ? “

“ Mungkin saja. Tapi bukankah seminggu yang lalu dia menghabiskan delapan botol soju bersamamu dan berteriak-teriak bahwa dia sudah baik-baik saja ? “

“ Kurasa dia tidak ingin membuat kita khawatir ? “ usul Jaejoong, tidak terlalu yakin.

“ Yoochun-ah tidak bisa terus-menerus bersedih seperti ini, Hyung. Aku menderita melihatnya. “

Jaejoong mengangguk. “ Benar juga. Lagipula kita masih harus mengadakan Tour kita. “

“ Bagaimana kalau kita melakukan sesuatu untuknya, Hyung ? “

“ Kau punya rencana ? “

“ Tentu saja. “ jawab Junsu sambil tersenyum riang.

Mereka berdua menatap Yoochun, tiba-tiba merasa heran mengapa ekspresi laki-laki itu berubah. Yoochun sedang memperlihatkan ekspresi malaikatnya yang terkenal itu. Junsu menoleh menatap Jaejoong, bertanya, tanpa tahu bahwa sudah sejak tadi Yoochun mendengarkan percakapan mereka.

Depok, 27 September 2012

Leave a comment

Filed under story

Leave a comment